Buka Menu Klik ▼

  • + 3. TAQWA TINGKAT ISLAM

Kata Islam berasal dari kata Aslama-Yuslimu-Islaman artinya; menerima, tunduk, patuh, menyerahkan diri, menjadi selamat, berdasar pencarian kata di dalam Al Quran menggunakan aplikasi Al Quran Zekr 1.1 , kata aslama ditemukan 8 kali di 8 ayat, sedangkan berdasar kata dasar salama ditemukan sebnyak 140 kali di 127 ayat.

Orang Islam yang sudah melaksanakan shalat, puasa, zakat itu belum tentu sudah beriman, karena iman itu berada di dalam qalbu, hal ini ditegaskan di dalam Al Quran surat Al Hujurat/ 49: 14;

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Hujurat/ 49: 14)

Pernyataan di atas diperkuat dengan hadits nomor 11933 dalam kitab Musnad Ahmad bahwa Islam itu sesuatu yang tampak sedangkan iman ada di dalam qalbu;

حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْإِسْلَامُ عَلَانِيَةٌ وَالْإِيمَانُ فِي الْقَلْبِ قَالَ ثُمَّ يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَ ثُمَّ يَقُولُ التَّقْوَى هَاهُنَا التَّقْوَى هَاهُنَا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bahz berkata, telah menceritakan kepada kami Ali bin Mas'adah berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Islam itu sesuatu yang nampak sedangkan iman itu ada dalam hati." Anas berkata; "Lalu beliau menunjuk ke dadanya dengan tangan sebanyak tiga kali." Anas berkata; Kemudian beliau bersabda: "Takwa itu ada di sini, takwa itu ada di sini."

Sedangkan di dalam Al Quran surat Al Anbiya’/ 21: 108 digambarkan bahwa berislam adalah berserah diri kepada Allah yang Maha Esa;

قُلْ إِنَّمَا يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)". (QS. Al Anbiya’/ 21: 108)

Pengertian tersebut diperkuat dengan pernyataan yang ada di dalam hadits nomor 11983 dalam kitab Musnad Ahmad yang menggambarkan bahwa berislam adalah menyerahkan qalbu kepada Allah dan adapun Islam yang paling utama adalah iman;

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ قَلْبُكَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ الْإِيمَانُ قَالَ وَمَا الْإِيمَانُ قَالَ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ قَالَ الْهِجْرَةُ قَالَ فَمَا الْهِجْرَةُ قَالَ تَهْجُرُ السُّوءَ قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ الْجِهَادُ قَالَ وَمَا الْجِهَادُ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ عُقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيقَ دَمُهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq berkata; telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Ayyub dari Abu Qilabah dari 'Amr bin 'Abasah berkata; ada seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, apa maksud Islam?" beliau menjawab, "Kamu menyerahkan hatimu kepada Allah Azzawajalla dan orang muslim selamat dari lidah dan tanganmu." Dia bertanya, "Islam manakah yang paling utama?" Beliau menjawab, "Iman." Dia bertanya, "Apa maksud iman?" Beliau bersabda: "Kamu beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan kebangkitan setelah mati." Dia bertanya lagi, "Iman apa yang paling utama?" beliau bersabda: "Hijrah." dia bertanya, "Apa maksud hijrah itu?" beliau bersabda: "Kamu meninggalkan kejelekan." Dia bertanya, "Hijrah apa yang paling utama?." Beliau menjawab, "Jihad." Dia bertanya, "Apakah jihad itu?" beliau bersabda: "Kamu memerangi orang kafir jika kamu menemui mereka." dia bertanya, "Jihad apa yang paling utama?" beliau menjawab, "Barangsiapa yang kudanya disembelih dan darahnya ditumpahkan." Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ada dua amalan yang kedua amalan itu adalah paling utama kecuali orang itu melakukan amalan semisal, haji mabrur atau umrah." (HR. Ahmad: 11983)

Hadits nomor 19171 di dalam kitab Musnad Ahmad, juga memperkuat pengertian di atas, bahwa berisalam adalah menyerahkan jiwa sepenuhnya hanya pada Allah Ta'ala dan menghadapkan wajah hanya kepada Allah saja, mengerjakan shalat, menunaikan zakat;

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو قَزَعَةَ الْبَاهِلِيُّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ مَا أَتَيْتُكَ حَتَّى حَلَفْتُ عَدَدَ أَصَابِعِي هَذِهِ أَنْ لَا آتِيَكَ أَرَانَا عَفَّانُ وَطَبَّقَ كَفَّيْهِ فَبِالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا الَّذِي بَعَثَكَ بِهِ قَالَ الْإِسْلَامُ قَالَ وَمَا الْإِسْلَامُ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ قَلْبُكَ لِلَّهِ تَعَالَى وَأَنْ تُوَجِّهَ وَجْهَكَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى وَتُصَلِّيَ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ أَخَوَانِ نَصِيرَانِ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ أَحَدٍ تَوْبَةً أَشْرَكَ بَعْدَ إِسْلَامِهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, telah mengabarkan pada kami Abu Qar'ah Al Bahili dari Hakim bin Mu'awiyah dari Ayahnya ia berkata; Aku datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu aku berkata; "Tidaklah aku datang kepadamu kecuali aku telah bersumpah dengan beberapa jariku ini bahwa aku tidak akan datang kepadamu -'Affan memperlihatkan dan menengadahkan telapaknya- Demi dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, dengan apakah kamu di utus?." Beliau menjawab: "Dengan Islam." Mu'awiyah bertanya; "Apakah Islam itu?." Beliau menjawab: "Hendaknya engkau serahkan jiwamu sepenuhnya hanya pada Allah Ta'ala dan engkau menghadapkan wajahmu hanya kepada Allah saja, engkau mengerjakan shalat, menunaikan zakat, itulah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan Allah Azza Wa Jalla tidak akan menerima taubat seorang hamba yang menyekutukan-Nya setelah ia masuk Islam." (HR. Ahmad: 19171)

Berdasar ayat-ayat Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW di atas maka dapat diperoleh pengertian bahwa berisalam adalah kesadaran spiritual untuk berserah diri kepada Allah, tunduk, patuh, menerima dan bersedia melaksanakan ajaran-Nya, sehingga dapat memperoleh keselamatan dunia akhirat.

Untuk meningkatkan pemahaman tentang berislam, sehingga dapat mengamalkan taqwa di tingkat Islam, maka berikut ini akan dikemukakan pembahasan tentang; hikmah Islam, keuntungan orang yang Islamو karakter orang Islam dan taqwa tingkat Islam, pembahasannya akan dikemukakan berdasar ayat-ayat Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW, di halamn ini hanya akan dikemukakan tentang taqwa tingkat Islam, sedangkan pembahasan lainnya dapat diunduh di bagian paling bawah halaman ini.

Di dalam Al Quran surat Ali Imran/ 3: 102 ditegaskan perintah bagi orang beriman untuk bertaqwa kepada Allah dengan taqwa yang sebenarnya taqwa, dan larangan untuk tidak mati kecuali dalam keadaan berserah diri; Islam;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (3: 102)

Ayat di atas juga dapat dipahami bahwa tingkat ketaqwaan minimal yang harus dijaga hingga akhir hayat adalah dalam bentuk berislam; berserah diri; taqwa tingkat Islam, adapun bentuk-bentuk ketaqwaan di tingkat Islam akan dikemukakan berdasar ayat-ayat Al Quran dan Hadits berikut;

1. Merasa Bersaudara Dengan Sesama Muslim, Dari Dalam Hatinya Tidak menghina Saudaranya Yang Muslim

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 1850 dinyatakan bahwa Seorang muslim itu saudara bagi seorang muslim, Takwa itu berada di sini, cukuplah dalam hati seseorang itu ada keburukan apabila dia menghina saudaranya yang muslim;

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ أَسْبَاطِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ هِشَامِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ عِرْضُهُ وَمَالُهُ وَدَمُهُ التَّقْوَى هَا هُنَا بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْتَقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasyi, telah menceritakan kepadaku bapakku dari Hisyam bin Sa'd dari Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang muslim itu saudara bagi seorang muslim, dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya juga tidak menelantarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya untuk mengganggu kehormatannya, hartanya dan tidak pula menumpahkan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukuplah dalam hati seseorang itu ada keburukan apabila dia menghina saudaranya yang muslim." (HR. Tirmidzi: 1850)

2. Mendengar Dan Taat Dengan Senang Hati Atau Terpaksa

Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 3423 ditegaskan perintah untuk orang Islam agar mau mendengar dan taat dalam keadaan senang hati atau terpaksa;

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda: "Wajib setiap orang untuk mendengar dan taat, baik terhadap sesuatu yang dia suka atau benci, kecuali jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat." (HR. Muslim: 3423)

3. Muslim yang Bergaul dan Bersabar Adalah Lebih Baik

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2431 digambarkan bahwa seorang muslim yang bergauldengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak bersabar;

حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَعْمَشِ عَنْ يَحْيَى بْنِ وَثَّابٍ عَنْ شَيْخٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنْ الْمُسْلِمِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adi dari Syu'bah dari Sulaiman Al A'masy dari Yahya bin Watsab dari seorang syeikh salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka." (HR. Tirmidzi: 2431)

4. Malu, Karena Malu Merupakan Akhlak Islam

Di dalam kitab Muwatho Malikhadits nomor 1406 dinyatakan bahwa Setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu;

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَفْوَانَ بْنِ سَلَمَةَ الزُّرَقِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ رُكَانَةَ يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقٌ وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ

Artinya: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Salamah bin Shafwan bin Salamah Az Zuraqi dari Zaid bin Thalhah bin Rukanah dia memarfu'kan kepada Nabi ﷺ, dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu."

5. Memahami Agama

Di dalam kitab Syuabul Iman Baihaqi hadits nomor 1820 dinyatakan bahwa penyangga Islam adalah fuqaha; memahami agama Islam;

أَخْبَرَنَا أَبُو سَعْدٍ الْمَالِينِيُّ، أخبرنا أَبُو أَحْمَدَ بْنُ عَدِيٍّ الْحَافِظُ، حدثنا مُحَمَّدُ بْنُ -[234]- سَعِيدِ بْنِ مِهْرَانَ، حدثنا شَيْبَانُ، حدثنا أَبُو الرَّبِيعِ السَّمَّانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لِكُلِّ شَيْءٍ دِعَامَةٌ، وَدِعَامَةُ الْإِسْلَامِ الْفِقْهُ فِي الدِّينِ، وَلَفَقِيهٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ " " تَفَرَّدَ بِهِ أَبُو الرَّبِيعِ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ "

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Abu Said Al malini, telah mengabarkan kepada kami Abu Ahmad ibnu Adi Al hafidh, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu (234) Said ibnu Mihran, telah menceritakan kepada kami Syaiban, telah menceritakan kepada kami Abu Rabi’ As Saman, dari Abi Zinad, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah SAW: “Segala sesuatu memiliki penyangga, penyangga Islam adalah fuqaha; memahami agama Islam, dan sungguh orang yang memahami agama Islam lebih kuat dalam menghadapi syetan dari pada seribu ahli ibadah”, “ Abu Rabi’ sendirian, dari Abi Zinad”. (HR. Baihaqi: 1820)

Penyataan di atas didukung Hadits nomor 3234 dalam kitab Shahih Bukhari, yang juga menyatakan bahwa orang-orang yang baik pada zaman jahiliyyah akan menjadi baik pula pada zaman Islam bila mereka memahami (Islam);

حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَجِدُونَ النَّاسَ مَعَادِنَ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا وَتَجِدُونَ خَيْرَ النَّاسِ فِي هَذَا الشَّأْنِ أَشَدَّهُمْ لَهُ كَرَاهِيَةً وَتَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَيَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ

Artinya: Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Jarir dari 'Umarah dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Rasulullah Shallallhu 'alaihi wa salam bersabda: "Kalian akan temui manusia beragam asal-usulnya (dan kwalitas perilakunya) maka orang-orang yang baik pada zaman jahiliyyah akan menjadi baik pula pada zaman Islam bila mereka memahami (Islam), dan akan kalian temui pula manusia yang paling baik dalam urusan (khilafah/pemerintahan) ini, yaitu mereka yang tidak selera terhadap jabatan dan akan kalian temui orang yang paling buruk dalam urusan ini adalah mereka yang bermuka dua (Oportunis), dia datang kepada satu golongan dengan wajah (pendapat) tertentu dan datang kepada kelompok lain dengan wajah (pendapat lain) lain".(HR. Bukhari: 3234)

6. Orang Yang Paling Baik Keislamannya Adalah Orang Yang Paling Baik Akhlaqnya, Jika Mereka Memahami Islam

Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 9850 orang yang paling baik keislamannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya, jika mereka fakih (memahami) Islam;

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ إِسْلَامًا أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا إِذَا فَقُهُوا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Muhammad bin Ziyad dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: ""orang yang paling baik diantara kalian keIslamannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya, jika mereka fakih (paham Islam)." (HR. Ahmad: 9850)

7. Tidak Berbuat Keji Karena Kekejian Bukan Dari Islam

Di dalam kitab Musnad Ahmad 19915 dinyatakan bahwa Sesungguhnya berkata keji atau mengatakan yang keji bukanlah dari ajaran Islam;

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَن زَكَرِيَّا بْنِ سِيَاهٍ أَبِي يَحْيَى عَن عِمْرَانَ بْنِ رَبَاحٍ عَن عَلِيِّ بْنِ عُمَارَةَ عَن جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كُنْتُ فِي مَجْلِسٍ فِيهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَأَبِي سَمُرَةُ جَالِسٌ أَمَامِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنْ الْإِسْلَامِ وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad, aku mendengar dari Abdullah bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Zakaria bin Siyah Abu Yahya dari 'Imran bin rabah dari Ali bin Umarah dari Jabir bin Samurah dia berkata; "Aku berada dalam suatu majelis (perkumpulan) yang di dalamnya terdapat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, Jabir berkata; Sementara Abu Samurah duduk di hadapanku, kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya berkata keji atau mengatakan yang keji bukanlah dari ajaran Islam, dan sesunggunya sebaik-baik Islamnya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya."

8. Berdoa Agar Keluarga Dan Keturunan Menjadi Orang Islam

Di dalam Al Quran surat Al Baqarah/ 2: 128 disebutkan doa Nabi Ibrahim dirinya, anaknya dan keturunannya dijadikan sebagai orang yang berserah diri; islam kepada Allah;

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Artinya: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah/ 2: 128)

9. Segera Kembali Dan Berserah Kembali Kepadanya

Al Quran Surat Az-Zumar/ 39: 54, menjelaskan kepada manusia untuk kembali dan berserah diri kepada Allah sebelum datangnya adzab;

وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

Artinya: Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).(QS. Az-Zumar/ 39: 54)

10. Memberi Pakaian, Makanan dan Minuman Kepada Saudara Sesama Islam

Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 1432 di gambarkan bahwa orang Islam yang meberi pakaikan, makanan, dan minuman kepada saudaranya sesame muslim, akan mendapatkan balasan semisalnya di surga;

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ إِشْكَابَ حَدَّثَنَا أَبُو بَدْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الَّذِي كَانَ يَنْزِلُ فِي بَنِي دَالَانَ عَنْ نُبَيْحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرْيٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ

Artinya: Telah menceritakan kepada Kami Ali bin Al Husain bin Ibrahim bin Isykab, telah menceritakan kepada Kami Abu Badr, telah menceritakan kepada Kami Abu Khalid yang pernah singgah di Bani Dalan, dari Nubaih dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Siapapun seorang muslim yang memakaikan pakaian kepada muslim yang lainnya karena ia tidak berpakaian maka Allah akan memakaikan kepadanya pakaian dari pakaian yang hijau di Surga, dan siapapun seorang muslim yang memberikan makan kepada muslim lainnya yang dalam keadaan lapar maka Allah memberinya makanan dari buah-buahan di Surga, dan siapapun seorang muslim yang memberi minum muslim lainnya yang dalam keadaan haus maka Allah akan memberinya minum dari Ar Rahiq Al Makhtum (arak Surga)." (HR. Abu Daud: 1432)

11. Datang Kepada Allah Dengan Berserah Hati

Di dalam Al Quran surat Asy Syuara’/ 26: 89 digambarkan bahwa Ibrahim datang kepada Allah dengan qalbu yang bersih;

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Asy Syuara’/ 26: 89)

Sedangkan di dalam Al Quran surat Ash Shafat/ 37: 84 ditegaskan bahwa diakhirat nanti tidak berharga lagi harta dan anak-anak, kecuali yang kembali kepadanya dengan qalbu yang berserah diri;

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ, إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS. Ash Shafat/ 37: 83-84)

12. Berdoa Kepada Allah Mohon Afiah; Keselamatan

Di dalam kitab Musnad Ahmad hadis nomor 10 dinyatakan bahwa tidaklah kalian diberi sesuatu (yang kedudukannya lebih tinggi) setelah kalimat ikhlas seperti Al Afiyah (keselamatan), maka mohonlah Al Afiyah kepada Allah;

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ قَالَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الْمَلِكِ بْنَ الْحَارِثِ يَقُولُ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى هَذَا الْمِنْبَرِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْيَوْمِ مِنْ عَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ اسْتَعْبَرَ أَبُو بَكْرٍ وَبَكَى ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَمْ تُؤْتَوْا شَيْئًا بَعْدَ كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ مِثْلَ الْعَافِيَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Abu Abdurrahman Al Muqri'] dia berkata; Telah menceritakan kepada kami [Haiwah Bin Syuraih] dia berkata; aku mendengar [Abdul Malik Bin Al Harits] berkata; Sesungguhnya [Abu Hurairah] berkata; aku mendengar [Abu Bakar Ash Shiddiq] berkata diatas mimbar ini; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hari ini ditahun pertama, kemudian Abu Bakar hanyut dalam nasehat sehingga menangis kemudian berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: tidaklah kalian diberi sesuatu (yang kedudukannya lebih tinggi) setelah kalimat ikhlas seperti Al Afiyah (keselamatan), maka mohonlah Al Afiyah kepada Allah (HR. Ahmad: 10)

Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 4412 disebutkan doa permohonan afiah: “Ya Allah, aku memohon kepada-mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta”…;

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى الْبَلْخِيُّ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ الْمَعْنَى حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ مُسْلِمٍ الْفَزَارِيُّ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَعُ هَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي وَقَالَ عُثْمَانُ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ وَكِيعٌ يَعْنِي الْخَسْفَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa Al Balkhi berkata, telah menceritakan kepada kami Waki'. (Dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah secara makna, berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ubadah bin Muslim Al Fazari dari Jubair bin Sulaiman bin Jubair bin Muth'im ia berkata; Aku mendengar Ibnu Umar berkata, "Belum pernah Rasulullah ﷺ meninggalkan doa-doa tersebut saat tiba waktu sore dan pagi hari: “Ya Allah, aku memohon kepada-mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta. Ya Allah, tutupilah auratku, -Utsman menyebutkan dengan lafadz- "Auratku, dan amankanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan dari atas. Aku berlindung kepada-Mu dengan kebesaran-Mu agar aku tidak diserang dari arah bawah." Abu Dawud berkata, "Waki' mengatakan, "Maksudnya adalah penenggelaman." (HR. Abu Daud, Sunan Abu Daud: 4412)

13. Berdoa Mohon Dijaga Dengan Islam

Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban hadits nomor 934 digambarkan bahwa Nabi akan mengajarkan sebuah kalimat yang lebih baik, jika telah masuk Islam;

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ بِخَبَرٍ غَرِيبٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي الْعَلاَءُ بْنُ رُؤْبَةَ التَّمِيمِيُّ هُوَ الْحِمْصِيُّ، عَنْ هَاشِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ، فَأَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَكَا إِلَيْهِ ذَلِكَ، وَسَأَلَهُ أَنْ يَأْمُرَ لَهُ بِوَسْقٍ مِنْ تَمْرٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنْ شِئْتَ أَمَرْتُ لَكَ بِوَسْقٍ مِنْ تَمْرٍ، وَإِنْ شِئْتَ عَلَّمْتُكَ كَلِمَاتٍ هِيَ خَيْرٌ لَكَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ عَلِّمْنِيهُنَّ، وَمُرْ لِي بِوَسْقٍ، فَإِنِّي ذُو حَاجَةٍ إِلَيْهِ، فَقَالَ‏:‏ قُلِ‏:‏ اللَّهُمَّ احْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا، وَلاَ تُطِعْ فِيَّ عَدُوًّا حَاسِدًا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، وَأَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ الَّذِي هُوَ بِيَدِكَ كُلِّهِ‏. ‏

Artinya: Muhammad bin Qutaibah dengan hadis gharib mengabarkan kepada kami, ia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu104 Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, ia beikata: Al Ala bin Ru’yah At-Tamimi Al Hamshi mengabarkan kepadaku, dari Hasyim115 bin Abdullah bin Az-Zubair, bahwa Umar bin Al Khaththab suatu ketika tertimpa musibah, ia lalu mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengadukannya kepada beliau, serta meminta beliau agar memerintahkan untuknya dengan satu muatan kurma. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Jika kamu mau, aku akan memerintahkan untukmu dengan satu muatan kurma, (namun) jika kamu mau, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang itu lebih baik untukmu?". Umar berkata, “Ajarkanlah kepadaku kalimat-kalimat itu, dan perintahkan juga untukku satu muatan kurma, karena sungguh aku amat membutuhkannya.” Beliau lalu bersabda, “Ucapkanlah: Ya Allah Jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk, dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri, dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur, dan jangan engkau jadikan aku taat kepada musuh yang hasad, dan aku berlindung kepada-Mu dari bahaya sesuatu yang engkau ambil dengan cara menguping, dan aku mohon kepada-Mu segala kebaikan yang datang dari-Mu.” (HR. Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban: 934)

14. Berdoa Agar Dimatikan Dalam Keadaan Berserah Diri Kepada Allah

Di dalam Al Quran surat Yusuf/ 12: 101 disubutkan permohonan Nabi Sulaiman untuk diwafatkan dalam keadaan berserah diri kepada-Nya dan digabungkan dengan orang-orang shalih;

رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِن تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS. Yusuf/ 12: 101)

15. Berdoa Mohon Diilhami Kebaikan Pikirannya

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi 3405 diajarkan doa mohon diilhami kebaikan fikirannya dan dilindungi dari bahaya keburukan dirinya;

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ شَبِيبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي يَا حُصَيْنُ كَمْ تَعْبُدُ الْيَوْمَ إِلَهًا قَالَ أَبِي سَبْعَةً سِتَّةً فِي الْأَرْضِ وَوَاحِدًا فِي السَّمَاءِ قَالَ فَأَيُّهُمْ تَعُدُّ لِرَغْبَتِكَ وَرَهْبَتِكَ قَالَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ قَالَ يَا حُصَيْنُ أَمَا إِنَّكَ لَوْ أَسْلَمْتَ عَلَّمْتُكَ كَلِمَتَيْنِ تَنْفَعَانِكَ قَالَ فَلَمَّا أَسْلَمَ حُصَيْنٌ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِيَ الْكَلِمَتَيْنِ اللَّتَيْنِ وَعَدْتَنِي فَقَالَ قُلْ اللَّهُمَّ أَلْهِمْنِي رُشْدِي وَأَعِذْنِي مِنْ شَرِّ نَفْسِي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Syabib bin Syaibah dari Al Hasan Al Bashri dari Imran bin Hushain ia berkata; Nabi ﷺ berkata kepada ayahku: "Wahai Hushain, berapa tuhan yang engkau sembah dalam sehari?" Ayahku berkata; tujuh, enam di dunia dan satu di langit."Manakah yang engkau perhitungkan keinginanmu dan rasa rasa takutmu?"Ia berkata; Yang ada di langit."Wahai Hushain, ketahuilah seandainya engkau masuk Islam aku akan mengajarimu dua kalimat yang bermanfaat bagimu." Imran berkata; tatkala Hushain telah masuk Islam ia berkata; wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku dua kalimat yang engkau janjikan kepadaku! Kemudian beliau bersabda: "Katakan; Ya Allah, ilhamkan kepadaku petunjukku, dan lindungilah aku dari kejahatan diriku. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. Dan telah diriwayatkan hadits ini dari Imran bin Hushain dan yang lainnya dari jalur ini.

Rukun Islam merupakan landasan pokok dalam menjalankan ajaran Islam, namun ajaran Islam tidak terbatas pada rukun Islam saja, tetapi mencakup semua syariat (hukum) Islam, seperti; ekonomi, sosial, pidana, perdata, tata negara, politik dan semua aspek kehidupan. Ketaqwaan pada level Islam ini ditandai dengan kesediaan menerima dan menjalankan agama Islam di tingkat syariat; hukum; aturan; ketentuan Islam, dengan harapan untuk dapat memperoleh imbalan; pahala dan terhindar dari dosa, sehingga selamat di dunia dan akherat.

Di dalam Al Quran surat Al-Hujurat/ 49: 14 ditegaskan bahwa iman itu ada di dalam qalbu;

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Hujurat/ 49: 14)

Ketika Iman belum masuk ke dalam qalbu, maka pengamalan agama masih di tingkat Islam, yaitu pengamalan agama masih bersifat lahiriyah, meskipun ketaatannya masih berada di tingkat Islam, pahalanya juga diberikan secara sempurna sesuai amalannya. 

Sedangkan di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 11933 dinyatakan bahwa Islam itu sesuatu yang nampak (empiris);

حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْإِسْلَامُ عَلَانِيَةٌ وَالْإِيمَانُ فِي الْقَلْبِ قَالَ ثُمَّ يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَ ثُمَّ يَقُولُ التَّقْوَى هَاهُنَا التَّقْوَى هَاهُنَا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bahz berkata, telah menceritakan kepada kami Ali bin Mas'adah berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Islam itu sesuatu yang nampak sedangkan iman itu ada dalam hati." Anas berkata; "Lalu beliau menunjuk ke dadanya dengan tangan sebanyak tiga kali." Anas berkata; Kemudian beliau bersabda: "Taqwa itu ada di sini, taqwa itu ada di sini." (HR. Ahmad: 11933)

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas dapat peroleh pengertian bahwa taqwa di tingkat Islam adalah kesadaran qalbu untuk taat dan berserah diri kepada Allah, diikuti dengan kesadaran untuk; pasrah, tunduk, patuh, bersedia mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam, dengan harapan mendapatkan keselamatan, keberuntungan dan memperoleh banyak pahala kebaikan sesuai yang dijanjikan dari setiap amal ibadah yang dilakukan.

“Doa Agar Diberi Keselamatan”

"اللَّهُمَّ احْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا، وَلاَ تُطِعْ فِيَّ عَدُوًّا حَاسِدًا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، وَأَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ الَّذِي هُوَ بِيَدِكَ كُلِّهِ‏. ‏"

“Ya Allah Jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk, dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri, dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur, dan jangan engkau jadikan aku taat kepada musuh yang hasad, dan aku berlindung kepada-Mu dari bahaya sesuatu yang engkau ambil dengan cara menguping, dan aku mohon kepada-Mu segala kebaikan yang datang dari-Mu."

(HR. Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban: 934)

Dalam pencarian kata di dalam Al Quran dengan kata dasar Salama, menggunakan Aplikasi Zekr 1.1.0 ditemukan 140 kata yang di 127 ayat, di antara 140 kata yang diketemukan tersebut, kami dapat menglasifikasikan ke dalam; Hikmah Islam, Keuntungan orang yang Islam, Karakter orang yang Islam dan Taqwa di tingkat Islam, pengklasifikasian ditambah dengan Hadits-Hadits terkait.

Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam di manapun berada , agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.

Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, In Syaa Allah bermanfaat ...